IHSG TERTEKAN
RUPIAH
Sempat menguat
sebentar IHSG akhirnya rontok 0,78% dilevel 6500. Saya punya 3 ukuran utama
prediksi IHSG yaitu: Pelemahan Rupiah, Net Sell Asing, Bursa Regional. Jika 3
hal tersebut terjadi dengan angka yang signifikan maka IHSG akan
terpengaruh. Pelemahan Rupiah terhadap US $ diangka Rp.13.770 menurut saya
sudah "lampu kuning" sehingga akan berpengaruh negatif terhadap IHSG.
Selain Negara,
masih banyak pula emiten yang punya
beban hutang dollar yang cukup besar. Tentu
ini akan menjadi beban berat bagi Negara dan Emiten-emiten tersebut. Harga barang import akan menjadi
mahal, beban bunga atas hutang juga naik, belum lagi jika hutangnya jatuh tempo
maka akan semakin berat. Emiten yang punya hutang dollar akan mengalami "rugi selisih kurs"
yg tentu akan menambah beban biaya sehingga Laba turun. Itulah kenapa IHSG
rontok kemarin.
Pemerintah dan
Bank Indonesia harus punya jurus yang
cepat dan akurat memperkuat Rupiah kembali setidaknya dibawah Rp.13.500. Kemarin
Asing juga masih net sell cukup
besar, sehingga walau bursa regional rata-rata menguat tetap saja IHSG turun. Jadi
hari ini mesti hati-hati untuk masuk ke
bursa, harus realistis kita sebagai trader. Jangan memaksakan diri karena jika
Rupiah masih belum ada sinyal menguat maka IHSG akan sulit menguat.
Sektor keuangan
khususnya saham perbankkan akan mendapat tekanan paling berat jika rupiah
melemah. Jika harus trading pilihannya
adalah saham lapis dua atau tiga saja
misalnya LEAD, BULL, DMAS, GJTL.
Itupun hanya lebih pas kalau buat trading cepat saja. Memang pelemahan rupiah
bisa positif terhadap produk eksport namun perusahaan juga punya beban hutang dalam dollar. Jadi tidak
banyak artinya.
Kita harus
berani menerima kenyataan dan jangan mendikte pasar. Mari kita tunggu bagaimana
reaksi Rupiah dulu hari-hari in,i semoga segera ada action
Pemerintah dan Bank Indonesia.
Salam
Hari Prabowo
Pengelola
Investa.
Posting Komentar