Depresiasi Rupiah sdh tembus 14.000 thdp US $. Ini salah
satu yg dikhawatirkan oleh sebagian investor saham.
Tentu tanpa alasan
krn kewajiban membayar hutang yg dihasilkan dr Rupiah semakin berat.
Itu akan dirasakan oleh emiten2 yg import bahan baku dan
membayar dg dolar tapi hasil produknya dijual dg Rupiah.
Saya juga mengalami betapa sengsaranya th.1997 / 1998
ketika US dolar melambung diatas Rp.15.000 saat itu.
Namun tentu kita sebagai investor / trader mesti memahami
bhw setiap kondisi ada yg merasa "dirugikan dan diuntungkan".
Untuk itu kita mesti
jeli memilah2 bhw ada sekitar 580 saham yg tercatat di BEI yg
diperdagangkan.
Tentu masih ada pilihan emiten2 yg enjoi meskipun
sementara ini Rupiah masih melemah.
Selain itu saat ini juga kita melihat ada kebijakan2
Pemerintah dalam mengatur harga serta aturan2 eksport produk2 komoditas
tertentu.
Tentu ini juga ada emiten yg merasa dirugikan.
Mempertimbangkan kondisi2 tsb saya berusaha menukar
portofolio dengan memilih saham2 dr emiten yg tidak terpengaruh banyak dg
melemahnya Rupiah dan tidak terkena aturan harga maupun penjualannya oleh
Pemerintah
Tentu pertimbangan penting lagi yaitu kinerja emiten
terus tumbuh, apalagi kuartal pertama th.2018 ini kinclong 😀
Beberapa saham tsb al: POLY, ADRO, ANTM, DSFI, INCO,
NRCA, ELSA.
Dengan harga saham2 tsb saat ini masih layak untuk
dikoleksi.
MungkIn tidak bisa instan langsung naik memang tapi saya
meyakini bhw kalau fundamental baik dan prospek baik tapi harga sahamnya masih
turun, itu sih hanya masalah waktu, pada saatnya harga akan menyesuaikan
fundamentalnya
Dalam pelatihan Minggu dan Senin di Bali kemarin, saya jg
mencoba membahas sekaligus LIVE TRADING.
Dan bersukur bersama peserta masih merasakan dapat saham yg ARA spt POLY dan juga bisa ODT
dr ADRO DSFI 😀🙏
Posting Komentar