Lembaga Pendidikan & Pelatihan Pasar Modal

Kopi Pagi 6/9 Menimbang IHSG antara risiko dan peluang ketika nyungsep


*MENIMBANG ANTARA RESIKO & PELUANG KETIKA IHSG NYUNGSEP*

IHSG semakin menjauh dr 6000 kemarin kembali nyungsep 3,76% diposisi 5.683,50.
Badai masih berhembus kencang menyapu harga saham berbagai sektor.

Tak ayal beberapa rekomendasi analis tentang target harga saham termasuk dari saya sementara ini hampir tidak mencerminkan pencapaian.

Kondisi2 dari faktor makro ekonomi yg datang secara tiba2 apalagi dari eksternal memang susah diprediksi.

Saham2 yg saya pilih berdasarkan fundamentalpun ikut terpuruk harganya.

Namun resiko itu memang selalu ada apalagi di pasar modal yg sangat sensitif tetapi menurut pemikiran dan pengalaman saya apapun tetap ada peluang.

Saya pernah mengalami krisis th.1998 dan saya mencoba membandingkan antara ketika nilai Dollar Rp.15.000 saat itu dan Rp.15.000 saat ini.

Ada beberapa perbedaan antara lain, *cadangan devisa, pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, saat ini jauh lebih baik dibanding tahun 1998 dulu.*

Namun memang posisi hutang kita saat ini pasti jauh lebih besar dibanding 1998 sehingga setiap penguatan Dollar akan menambah beban Negara.

Saya percaya bahwa Pemerintah bersama BI akan berupaya untuk melakukan upaya2 maksimal mengatasi gejolak Rupiah ini.

Kita sebagai rakyat sekecil apapun peran kita harus ikut berupaya membantu dengan cara kita masing2 setidaknya tidak ikut memperparah keadaan.

Semoga badai cepat berlalu dan kita bisa berusaha pada kondisi pasar yg normal.

Penurunan harga saham saat ini diakibatkan beberapa hal:

1. Investor memprediksi harga masih akan turun sehingga mereka menjual dulu sahamnya dan berharap membeli lagi pada saat kondisi lebih baik dan harga lebih murah.

2. Rasa panik yg berlebihan sehingga terus menjual sahamnya tanpa melihat bahwa harga sudah undervalue (dibawah harga wajar).

3. Forcesell (penjualan paksa) yg dilakukan Perusahaan Sekuritas karena nilai jaminan investornya turun melebihi batas yg ditentukan.

4. Investor asing yg "sementara" mencairkan sahamnya dengan menunggu situasi lebih baik.

Empat hal tsb penyebab IHSG semakin tertekan.

Namun jika kita mempercayai bahwa harga saham itu ada *harga buku, harga wajar dan harga pasar*

*Jika harga pasar sudah jauh dibawah harga buku dan harga wajar maka inilah kesempatan akumulasi sahamnya.*

 Jadi jika kita mempercayai Fundamental Analisa maka kita bisa memilih saham2 yg harga pasarnya sudah jauh lebih murah dari harga buku (book value) dan harga wajarnya.

Tunggu dengan sabar dan jika kondisi pasar sudah membaik maka masa panen akan kita nikmati dan itulah salah satu strategi investasi.

Saya sih merasakan sudah ada tanda2 jenuh jual saat ini jadi hari ini prediksi saya tekanan tidak seberat kemarin sukur mulai mantul keatas.

Semoga bermanfaat.

Salam
Hari Prabowo
Pengelola komunitas Investa.

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget