FREE FLOAT, KENAPA HARGA SAHAM TURUN??
Sehubungan dengan masih banyak pertanyaan dari beberapa anggota komunitas Investa kepada saya tentang hubungan Free Float dan penurunan harga saham, maka saya coba menjelaskan secara sederhana.
Free Float adalah jumlah saham beredar yang "benar-benar siap ditransaksikan di bursa" karena setiap perusahaan yang go publik jumlah saham yang beredar berbeda-beda.
Misalnya saja UNVR itu saham yang dipegang publik 15%, HMSP 7,5%, GGRM 24,45%, ASII 49,89%, POLY 29,57%, BULL 53,37%.
Selama ini pergerakkan IHSG lebih banyak ditentukan oleh "Kapitalisasi pasar" yaitu jumlah saham beredar x (dikali) harga pasar.
Sehingga HMSP UNVR yang punya kapitalisasi pasar sangat besar meski kurang likuid transaksinya di bursa punya bobot tinggi terhadap perhitungan IHSG.
Nah, dengan rencana pihak bursa untuk melakukan penentuan Indeks LQ45 dan IDX30 mendasarkan pada FREE FLOAT masing-masing saham maka ada "kekhawatiran" investor-investor institusi mengurangi investasinya dari saham-saham yang punya Free Float kecil (meskipun kapitalisasinya besar).
Maka dari itu hari Jumat tanggal 9 November 2018 kemarin harga saham-saham seperti UNVR dan HMSP turun drastis yaitu 4,67% dan 10,29%.
Jadi penurunan harga sahamnya itu bukan karena fundamental nya buruk tapi karena akibat kekhawatiran investor saja.
Sehingga terjadi pula efek saling mempengaruhi karena UNVR dan HMSP yang turun tajam maka juga menyeret beberapa saham-saham BC (blue chip) lain ikut turun harganya BBRI BMRI GGRM.
Jadi kita semakin paham bahwa harga saham itu tidak selalu ditentukan oleh Analisa Fundamental dan Analisa Teknikal saja namun bisa diakibatkan oleh beberapa informasi penting termasuk rencana perubahan peraturan.
Inilah salah satu karakter investasi di pasar modal.
Jadi sekarang tergantung persepsi dan analisa kita masing-masing menyikapi hal ini, apakah harga saham UNVR dan HMSP masih akan turun? Kita lihat saja nanti.
Pengalaman saya bahwa penurunan harga akibat kebijakan tapi tidak mengakibatkan fundamental perusahaan menurun itu biasanya hanya sementara
Seperti contoh kalau ada perubahan kebijakan saham-saham Indonesia untuk EIDO atau MSCI Indonesia sementara akan mempengaruhi harga sahamnya tapi kemudian akan balik. Menyesuaikan fundamental nya.
Semoga penjelasan ini bisa bermanfaat khususnya bagi investor pemula.
Salam
Hari Prabowo
Posting Komentar